cover
Contact Name
Lukmanul Hakim
Contact Email
lukmanulhakim7419@gmail.com
Phone
-
Journal Mail Official
jurnalmabasan@gmail.com
Editorial Address
-
Location
Kota mataram,
Nusa tenggara barat
INDONESIA
MABASAN
ISSN : 20859554     EISSN : 26212005     DOI : -
Core Subject : Education, Social,
MABASAN is a journal aiming to publish literary studies researches, either Indonesian, local, or foreign literatures. All articles in MABASAN have passed reviewing process by peer reviewers and edited by editors. MABASAN is published by Kantor Bahasa NTB twice times a year, in June and December.
Arjuna Subject : -
Articles 6 Documents
Search results for , issue "Vol. 13 No. 1 (2019): Mabasan" : 6 Documents clear
ALIH KODE DALAM BAHASA SUMBAWA TALIWANG DI CAKRANEGARA Yenni Febtaria Wijayatiningsih
MABASAN Vol. 13 No. 1 (2019): Mabasan
Publisher : Kantor Bahasa Nusa Tenggara Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (199.031 KB) | DOI: 10.26499/mab.v13i1.243

Abstract

Penutur bahasa Sumbawa Taliwang sebagai penutur minoritas yang hidup di tengah-tengah mayoritas penutur bahasa Sasak dan bahasa Bali tentunya tak lepas dari pengaruh bahasa Mayoritas di sekitarnya. Berdasarkan hal tersebut, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah dalam tuturan atau komunikasi sehari-hari penutur bahasa Sumbawa Taliwang terjadi peristiwa alih kode dan jika terjadi bagaimana bentuk alih kode yang terjadi pada masyarakat penutur bahasa Sumbawa Taliwang di Cakranegara. Metode yang dilakukan dalam penelitian ini adalah metode simak. Data yang telah diperoleh dianalisis dengan menggunakan metode analisis deskriptif.  Hasil dari penelitian ini adalah telah terjadi peristiwa alih kode pada tuturan masyarakat penutur bahasa Sumbawa Taliwang di Cakranegara. Penutur bahasa Sumbawa Taliwang di Cakranegara secara penuh menggunakan bahasa Sasak ketika berkomunikasi dengan penutur bahasa Sasak. Selain itu, alih kode yang terjadi dalam masyarakat Penutur Sumbawa Taliwang di Cakranegara Mataram merupakan salah satu strategi yang mereka lakukan sebagai bentuk pemertahanan bahasa.
ANALISIS STRUKTUR BATIN SYAIR ADAT PADA MASYARAKA SIKKA KROWE DALAM TRADISI POTO WUA TA’A DI KABUPATEN SIKKA NUSA TENGGARA TIMUR Gisela Nuwa; Ahmad Yani
MABASAN Vol. 13 No. 1 (2019): Mabasan
Publisher : Kantor Bahasa Nusa Tenggara Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (387.882 KB) | DOI: 10.26499/mab.v13i1.244

Abstract

Dampak langsung dari globalisasi adalah tergerusnya bahasa, seni, serta adat-istiadat yang selama ini dijaga dan dilestarikan oleh nenek moyang, akan hilang dan tidak dikenali lagi oleh para pemuda yang hidup di zaman sekarang. Padahal, sastra lisan adat istiadat justru memiliki nilai-nilai karakter yang mampu menjadi pedoman dalam hidup bermasyarakat berbangsa dan bernegara. Berhadapan dengan tradisi poto wua ta’a yang merupakan bagian dari syair adat yang belakangan eksistensinya mulai hilang oleh perkembangan globalisasi. Tujuan dari penelitian ini adalah mendeskripsikan struktur batin dalam syair adat poto wua ta’a. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah struktural batin karena pendekatan ini menempatkan karya sastra sebagai dasar penelitian dan memandang karya sastra sebagai dasar penelitan serta sebagai sistem maknanya yang berlapis-lapis sebagai suatu totalitas yang tak dapat dipisahkan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif yaitu menganalisis data deskriptif dengan cara memaparkan dan mendeskripsikan sesuatu yang ada. Sumber data yang diperoleh dari narasumber berupa syair adat poto wua ta’a. Teknik dan prosedur pengumpulan data berupa: rekam, catat, observasi, wawancara. Teknik analisis data dengan cara: terjemahan syair adat poto wua ta’a, mengklasifikasi data, menganalisis data dan menyimpulkan. Berdasarkan hasil analisis, dapat disimpulkan sebagai berikut. Pertama, tema dalam syair adat poto wua ta’a adalah (1) tema perkenalan, (2) tema peminangan (3) tema keluarga, (4) tema keTuhanan. Kedua, Nada dalam syair adat Poto wua ta’a adalah (1) nada romantik yang mencakup nada tanya, nada menjawab, nada mengajak, (2) nada mencekam, (3) nada intensi/memohon, (4) nada memiliki. Ketiga, (1) rasa gembira, (2) rasa sedih, (3) rasa malu. Keempat, amanat yang terkandung dalam syair adat poto wua ta’a sebagai berikut: (1) amanat berkaitan dengan menjaga kesucian perkawinan, (2) amanat berkaitan dengan tugas dan tanggung jawab kepala keluarga, (3) jangan lupa bersyukur kepada Tuhan, (4) harus hidup rukun dan damai dengan sesama ciptaan Tuhan.
KEPERCAYAAN LOKAL DALAM PEMALI BANJAR DI KALIMANTAN SELATAN Agus Yulianto
MABASAN Vol. 13 No. 1 (2019): Mabasan
Publisher : Kantor Bahasa Nusa Tenggara Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (204.757 KB) | DOI: 10.26499/mab.v13i1.240

Abstract

Pemali adalah pantangan atau larangan berdasarkan adat, kebiasaan, dan biasanya selalu dikaitkan dengan mitos. Pemali ini juga hidup dalam masyarakat Banjar di Kalimantan Selatan sebagai bentuk kearifan lokal dari masyarakat setempat.  Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimanakah bentuk-bentuk kepercayaan lokal orang Banjar yang terdapat di dalam pemalinya serta fungsi pemali tersebut di tengah masyarakat pendukungnya. Adapun masalah penelitian ini adalah bentuk-bentuk kepercayaan lokal apa saja yang terdapat dalam pemali Banjar serta fungsi pemali tersebut bagi masyarakat pendukungnya. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif analisis dengan pendekatan kualitatif. Adapun teknik yang digunakan adalah teknik studi pustaka. Berdasarkan hasil analisis data, dapat diketahui bahwa kepercayaan lokal yang terdapat dalam pemali Banjar terdiri atas kepercayaan terhadap alam gaib dan religi.
PERGESERAN BAHASA MASYARAKAT ETNIS TIONGHOA DI BIMA Nini Ernawati; NFN Usman
MABASAN Vol. 13 No. 1 (2019): Mabasan
Publisher : Kantor Bahasa Nusa Tenggara Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (316.319 KB) | DOI: 10.26499/mab.v13i1.246

Abstract

Masyarakat etnis Tionghoa yang ada di Bima merupakan masyarakat yang bilingual, bahkan multilingual. Selain menguasai bahasa ibu (B1), mereka juga menguasai bahasa Indonesia dan bahasa Bima. Namun, dalam kehidupan sosial sehari-hari, masyarakat etnis Tionghoa lebih memilih meninggalkan bahasa ibunya dan beralih menggunakan bahasa Bima dan bahasa Indonesia. Sikap berbahasa masyarakat etnis Tionghoa tersebut menjadi hal yang menarik diteliti. Adapun yang menjadi permasalahan dalam penelitian ini, yakni (1) faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya pergeseran bahasa masyarakat etnis Tionghoa di Bima dan (2) dampak dari pergeseran bahasa masyarakat etnis Tionghoa di Bima. Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode rekam, observasi, dan wawancara. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: Pertama, faktor-faktor penyebab terjadinya pergeseran bahasa masyarakat etnis Tionghoa ada tiga, yaitu faktor migrasi, faktor sosial, dan faktor ekonomi; Kedua, dampak pergeseran bahasa ada dua, yaitu dampak positif dan dampak negatif. Adapun dampak positifnya, yaitu 1) mempermudah masyarakat etnis Tionghoa berkomunikasi dengan masyarakat di lingkungan tempat tinggal mereka yang baru; 2) meningkatkan status sosial; dan 3) memberikan keuntungan sebagai sarana mencari nafkah/meningkatkan nilai ekonomi. Dampak negatif dari pergeseran bahasa adalah dapat menyebabkan terjadinya kematian atau kepunahan bahasa. Namun, pergeseran bahasa yang terjadi pada masyarakat etnis Tionghoa yang berada di Bima tersebut tidak sampai menyebabkan punahnya bahasa karena pergeseran bahasa itu berlangsung bukan di tempat bahasa ibu digunakan.
MAKNA LEKSIKAL PERALATAN TRADISIONAL PRODUKSI BIDANG PERTANIAN SAWAH MASYARAKAT KAILI DI SULAWESI TENGAH M. Asri B.
MABASAN Vol. 13 No. 1 (2019): Mabasan
Publisher : Kantor Bahasa Nusa Tenggara Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (310.267 KB) | DOI: 10.26499/mab.v13i1.241

Abstract

Penelitian ini adalah penelitian deskriptif yang memuat kajian tentang peralatan tradisonal produksi bidang pertanian sawah. Penelitian ini bertujuan untuk (1) mendeskripsikan makna leksikal peralatan tradisonal produksi bidang pertanian sawah di Kabupaten Sigi dan (2) mendeskripsikan fungsi atau kegunaan peralatan tradisonal bidang pertanian sawah di Kabupaten Sigi.  Sumber data penelitian ini adalah peralatan tradisonal bidang pertanian sawah  di Kabupaten Sigi. Subjek penelitian ini adalah masyarakat petani sawah suku Kaili  yang bertempat tinggal di Kabupaten Sigi. Objek penelitian ini adalah peralatan tradisonal produksi bidang pertanian sawah di Kabupaten Sigi. Data diperoleh melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi. Data yang diperoleh dianalisis makna leksikalnya dengan analisis deskriptif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa secara garis besar, terdapat lima jenis peralatan tradisional produksi pertanian sawah masyarakat Kaili di Sulawesi Tengah dengan fungsi masing-masin, yaitu (1) alat pengolahan tanah, yang memiliki tiga nama alat tradisional, yaitu salaga,  pompoe,  pomanggi;  (2) alat penanaman, yang memiliki tiga nama alat tradisional, yaitu:  pohudu, bingga atau rombe, polemba; (3) alat pemeliharaan tanaman, yang memiliki sembilan nama alat tradisional, yaitu: pomanggi, taono, harenggo,  popuji,  pohive,  pandole, huwa,  kate, dan povante; (4) alat pemungutan hasil, yang memiliki sembilan  nama alat tradisional, yaitu: pula, kato, tali, layo/tonda, gampiri, harenggo, dopipoboba, ompa,  dan  tap; dan (5) pengolahan hasil, yang memiliki tiga  nama alat tradisional, yaitu: nonju patahuda, alu, dan  nonjupompeohe.
PRINSIP KESOPANAN DALAM TINDAK TUTUR TRANSAKSI JUAL BELI DI PASAR MINGGUAN DESA TEBABAN KECAMATAN SURALAGA: KAJIAN PRAGMATIK Herman Wijaya
MABASAN Vol. 13 No. 1 (2019): Mabasan
Publisher : Kantor Bahasa Nusa Tenggara Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (346.162 KB) | DOI: 10.26499/mab.v13i1.247

Abstract

Komunikasi akan berjalan dengan baik dan lancar jika orang-orang yang di dalamnya memiliki pemahaman yang sama dengan apa yang dikomunikasikan. Tujuan penelitian ini meneliti prinsip kesopanan dalam bertindak tutur transaksi jual beli di Pasar Mingguan Tebaban. Metode penelitian ini menggunakan metode deskripsi kualitatif. Teknik pengumpulan data menggunakan teknik pengamatan/observasi, cakap/wawancara, dan sadap/rekam, agar data dari percakapan antara peneliti dengan dengan penjual di Pasar Mingguan Tebaban ini lebih representatif. Berdasarkan penelitian yang sudah dilakukan, peneliti menemukan bahwa dalam penerapan prinsip kesopanan lebih banyak dilanggar oleh calon pembeli dalam bertutur di dalam bertransaksi. Pertuturan yang wajar akan terbentuk jika penutur dan lawan tutur sama-sama menyadari bahwa ada kaidah-kaidah yang mengatur tindakannya. Teori prinsip kesopanan dengan berbagai maksim memberikan tuntunan kepada mitra tutur bagaimana bertutur secara sopan dan santun.

Page 1 of 1 | Total Record : 6